Pelapor HAM PBB: Israel Harus Dikenakan Sanksi Ekonomi dan Militer
Abul Ezz
Jumat, 01 Januari 2010
.jpg)
Pelapor Khusus PBB bidang hak asasi manusia, Richard Falk mendesak PBB agar mengenakan sanksi militer dan ekonomi terhadap Israel. Menurutnya, PBB selama ini belum melakukan tindakan apapun untuk menekan Israel agar segera mencabut blokadenya di Jalur Gaza.
Falk mengatakan, sanksi militer dan ekonomi pada Israel merupakan tekanan yang cukup signifikan agar rejim Zionis itu tidak terus menerus melakukan pelanggaran hukum internasional dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.
"Satu-satunya tindakan yang efektif untuk menekan Israel adalah menjatuhkan sanksi ekonomi termasuk sanksi berupa penghentian bantuan bagi militer Israel," kata Falk.
"Jelas, Israel tidak merespon bahasa diplomasi yang meminta agar rejim itu mencabut blokadenya. Jadi, saya menyarankan agar dilakukan tindakan paksa terhadap Israel dengan sebuah ancaman yang bisa menimbulkan konsekuensi ekonomi bagi Israel," tegas Falk.
Falk juga mengkritik komunitas internasional yang dinilainya gagal untuk mengakhiri blokade yang diberlakukan Israel terhadap warga Gaza. Ia menyesalkan komunitas internasional yang tidak mampu bersikap tegas pada Israel dan tidak mampu memberikan perlindungan pada rakyat Palestina yang berada dibawah penindasan dan blokade rejim Zionis Israel, yang sudah berlangsung selama dua tahun lebih.
Tembok Mesir
Selain mendesak PBB untuk menjatuhkan sanksi berat pada Israel, Falk juga mengecam pembangunan pagar tembok yang dilakukan Mesir. Menurutnya, pembangunan tembok itu merupakan hasil konspirasi antara Mesir dan AS.
"Saya sangat prihatin melihat pembangunan tembok itu, yang menunjukkan adanya keterlibatan pemerintah AS dan Mesir, dimana AS jelas-jelas membantu pembangunan tembok tersebut dengan mengirimkan tim teknisinya ke Mesir," kata Falk, seperti dikutip kantor berita China, Xinhua.
"Tembok yang dibangun di bawah tanah itu juga menunjukkan sebuah keputusasaan yang diciptakan di Gaza, sebagai dampak dari blokade yang sudah berlangsung selama dua setengah tahun. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, tak seorang pun yang mengalami mengalami penderitaan dan blokade seperti yang terjadi di Gaza," kritik Falk. (ln/prtv)
.jpg)
Pelapor Khusus PBB bidang hak asasi manusia, Richard Falk mendesak PBB agar mengenakan sanksi militer dan ekonomi terhadap Israel. Menurutnya, PBB selama ini belum melakukan tindakan apapun untuk menekan Israel agar segera mencabut blokadenya di Jalur Gaza.
Falk mengatakan, sanksi militer dan ekonomi pada Israel merupakan tekanan yang cukup signifikan agar rejim Zionis itu tidak terus menerus melakukan pelanggaran hukum internasional dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.
"Satu-satunya tindakan yang efektif untuk menekan Israel adalah menjatuhkan sanksi ekonomi termasuk sanksi berupa penghentian bantuan bagi militer Israel," kata Falk.
"Jelas, Israel tidak merespon bahasa diplomasi yang meminta agar rejim itu mencabut blokadenya. Jadi, saya menyarankan agar dilakukan tindakan paksa terhadap Israel dengan sebuah ancaman yang bisa menimbulkan konsekuensi ekonomi bagi Israel," tegas Falk.
Falk juga mengkritik komunitas internasional yang dinilainya gagal untuk mengakhiri blokade yang diberlakukan Israel terhadap warga Gaza. Ia menyesalkan komunitas internasional yang tidak mampu bersikap tegas pada Israel dan tidak mampu memberikan perlindungan pada rakyat Palestina yang berada dibawah penindasan dan blokade rejim Zionis Israel, yang sudah berlangsung selama dua tahun lebih.
Tembok Mesir
Selain mendesak PBB untuk menjatuhkan sanksi berat pada Israel, Falk juga mengecam pembangunan pagar tembok yang dilakukan Mesir. Menurutnya, pembangunan tembok itu merupakan hasil konspirasi antara Mesir dan AS.
"Saya sangat prihatin melihat pembangunan tembok itu, yang menunjukkan adanya keterlibatan pemerintah AS dan Mesir, dimana AS jelas-jelas membantu pembangunan tembok tersebut dengan mengirimkan tim teknisinya ke Mesir," kata Falk, seperti dikutip kantor berita China, Xinhua.
"Tembok yang dibangun di bawah tanah itu juga menunjukkan sebuah keputusasaan yang diciptakan di Gaza, sebagai dampak dari blokade yang sudah berlangsung selama dua setengah tahun. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, tak seorang pun yang mengalami mengalami penderitaan dan blokade seperti yang terjadi di Gaza," kritik Falk. (ln/prtv)
Tidak ada komentar