Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

AWAL KEBANGKITAN ITU Kembalinya Spirit yang Hilang

Kesombongan dan kesewenang-sewenangan telah menenggelamkan Firaun ke dalam samudera kesesatan. Kekuatan adi dayanya dipergunakan untuk menindas Bani Israil yang lemah, memaksakan pengkultusan dirinya sebagai Tuhan bagi manusia lainnya. Namun mimpi buruk yang dia lihat selalu membayangi kehancuran kekuasaannya.

Keputusan zalim diambil guna mempertahankan kekuasaan, Pembantaian anak laki-laki Bani Israil menjadi undang-undang yang harus dijalankan, sementara para wanitanya dibiarkan hidup dengan kehinaan. Ribuan nyawa tak dapat diselamatkan.

Pada saat kesombongan dan kesewenang-sewenangan itu sudah sampai pada puncaknya. Ketika kezaliman telah meliputi semua bumi, tatkala Bani Israil sudah putus asa, awal kebangkitan itupun datang dengan lahirnya seorang nabi yang kelak menghancurkan semua kezaliman Firaun dan tentaranya.

Sungguh maha suci Allah. Bayi yang selalu ditakuti oleh Firaun akan menghancurkan kekuasaannya itu, kini datang kepada Firaun untuk diasuh dan dibesarkan oleh tangannya sendiri. Dia datang untuk menghancurkan kekuasaan, kesombongan dan kezaliman sang Firaun, menyelamatkan kaum yang tertidas.

Demikianlah kisah ajaib yang mengiringi kelahiran nabi mulia Musa Alaihissalam. Kisah yang diimani dan diyakini kebenarannya oleh semua yahudi, dan Allah abadikan dalam surat Al-Qashash agar orang-orang yahudi dan semua manusia mengambil pelajaran.

Tahunpun berganti abad. Kesombongan selalu dihembuskan setan melalui para walinya. Kesombongan dan kepongahan Abrahah, membawa dirinya melintasi padang pasir dari Yaman ke Mekah guna menghancurkan Ka’bah Rumah Allah, ditemani lengkap dengan pasukan perang dan bala tentara gajah yang kuat. Dia mengira bahwa kemenangan sudah berada di tangan, di saat Quraisy yang dipimpin oleh Abdul Mutthalib ketika itu lebih mengutamakan keselamatan diri dan harta mereka, seraya meninggalkan Mekah kosong tanpa pengawal, dan menyerahkan keselamatan Baitullah sepenuhnya kepada Pemiliknya yang maha Kuasa.

Dia Abrahah bangga karena tanpa disangka-sangka, orang Quraisy yang menurut pemikirannya akan mati-matian membela tempat suci mereka, ternyata pergi begitu saja tanpa membela Rumah Tuhan yang selalu mereka agungkan.

Misi penghancuran Ka'bah hanpir saja berhasil kalaulah gajah yang mereka tunggangi mau bergerak menuju Baitullah. Namun tanpa sadar Abrahah telah menggiring dan menghalau pasukan perangnya pada kematian yang menggenaskan. Karena Allah yang maha Perkasa telah mengirim tentara untuk menyelamatkan Rumah-Nya yang suci. Sekawanan burung ababil datang melempari Abrahah dan segenap pasukannya dengan batu dari neraka, sehingga mereka mati terbakar bagaikan daun yang bolong karena dimakan oleh ulat. Demikian kekuasaan Allah yang membuat semua orang takjub dengan peristiwa tersebut, dan sejarah inipun diabadikan di dalam surat Al-Fiil agar semua manusia mengingat peristiwa ajaib tersebut.

Selang beberapa waktu, Persia dikejutkan dengan retaknya dinding istana Kisra bersamaan dengan runtuhnya empat belas menara dan tiang penyangga istana. Pada malam itu juga, Kisra dan para pendeta majusi Zoroster (Zarathustra) bermimpi yang sangat menakutkan. Bahkan api sembahan mereka yang telah menyala selama ribuan tahun di Persia, tiba-tiba padam seketika meninggalkan ribuan pertanyaan di setiap benak orang, apa gerangan yang sedang terjadi.

Pada saat yang sama, berhala-berhala Quraisy yang memenuhi Ka’bah tumbang berjatuhan dari tempatnya. Malam yang gelap diterangi oleh Cahaya yang naik ke langit, dan menerangi istana Madain dan kota-kota di negeri Syam, serta menerangi tempat-tempat yang dilalui oleh cahaya itu. Itulah dia cahaya yang keluar dari tubuh manusia mulia yang baru saja dilahirkan ke dunia ini,

Demikian kejadian-kejadian ajaib dan luar biasa yang mengiringi lahirnya manusia agung yang telah mengubah wajah dunia ini menjadi lebih baik dan mulia, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu katsir di dalam karyanya Al-Bidayah wan-Nihayah pada bab Sifat Maulid Rasulullah.

Kelahiran beliau adalah awal dari kebangkitan dunia. Sebagai tanda dari kehancuran semua simbol kesombongan dan kezaliman yang ada, menghinakan segala bentuk kekufuran dan kemusyrikan. mengembalikan manusia kepada fitrahnya yang mulia dari kerendahan yang mereka ciptakan sendiri, mengarahkan mereka untuk menyembah Allah, Tuhan sang Pencipta.

Begitulah kejadian-kejadian besar dan ajaib mengawali kebangkitan suatu bangsa. Kejadian-kejadian yang mengembalikan manusia dan mengajarkan mereka makna kekuasaan dan keperkasaan Tuhan pencipta, mengingatkan kebutuhan mereka kepada Allah.

Beratnya perbaikan yang harus diperjuangkan, besarnya tantangan kebangkitan yang harus dihadapi, maka manusia hanya bisa melakukan hal berat tersebut sesuai dengan panduan Allah yang telah dicontohkan oleh rasul-Nya yang mulia, Muhammad Saw.

Melalui rasulnya Allah mengajarkan kepada manusia yang memiliki kemauan untuk bangkit melakukan perubahan, agar mengikuti apa saja amalan praktis yang telah dilakukan oleh rasulullah.

Allah menyeru nabi Muhammad untuk bangkit melakukan misi besar yang penuh tantangan, menyampaikan risalah islam. Karena misi berat ini. maka Allah mengarahkan dan menunjuki rasul-Nya untuk mengagungkan Rabbnya, mensucikan diri dan pakaian serta meninggalkan segala kotoran dosa dan kesyirikan, lalu bersikap sabar terhadap apa yang akan terjadi dalam waktu dekat demi menyampaikan risalah Allah, seperti yang dilukiskan dalam surat Al-Muddattsir.

Bukan hanya itu, rasululullah dibina dan dididik oleh Allah dengan pembinaan ruhiyah praktis (tarbiyah ruhiyah) melalui pelaksanaan ibadah dan qiyamullail, yang diwajibkan kepada rasululullah. Kewajiban ini juga dilakasanakan oleh para sahabat ketika itu dengan penuh komitmen, sebagaimana digambarkan dalam surat Al-Muzammil.

Spiritual inilah yang harus melekat pada diri setiap aktivis kebangkitan. Perasaan dan persepsi ini yang harus dimiliki oleh setiap para pengemban risalah islam. serta amalan ibadah tersebut yang harus menjadi kebutuhan dan kebiasaan para mujahidin.

Kemenangan para mujahidin Pelestina di bawah komando Hamas dalam mengalahkan pasukan penjajah Israel pada perang al-Furqan di bulan Januari tahun 2009 silam, menjadi kabar gembira bagi kita semua sebagai pertanda awal kebangkitan islam sesuai manhaj Allah dan rasul-Nya.

Perang yang berlangsung selama 23 hari itu dinamakan perang al-Furqan karena memang pada perang tersebut bertemu dua kelompok besar, kaum mukminin yang rabbani melawan kaum kafir yang zalim.

Banyak peristiwa ajaib dan luar biasa yang terjadi di dalam perang tersebut sebagaimana yang diisahkankan oleh para anggota parlemen palestina seperti ustadz Abdurrahman Yusuf Jamal. Banyak keuntungan dan manfaat besar yang kembali kepada kepentingan kaum muslimin. dan sebaliknya kaum kafir hanya mendapatkan kerugian yang besar dan kemarahan semua manusia yang masih memiliki hati.

Beliau bermengisahkan bahwa dalam pertempuran Al-Furqan di Gaza, sangat tampak kebersamaan dan dukungan pertolongan Allah kepada para mujahidin dan bahkan manusia secara umum. Allah memberikan sejumlah karamah kepada para mujahidin untuk memberikan keteguhan di hati mereka. Itu tidak aneh dan tidak asing. Para ulama menegaskan dengan dalil kuat bahwa para malaikat yang turun di perang Badar untuk berperang bersama orang-orang mukmin itu tidak khusus untuk ahli Badar namun umum untuk semua golongan orang-orang yang beriman; jika mereka ikhlas dan benar dalam jihadnya untuk meninggikan kalimat Allah dan menegakkan syariat-Nya.

Sejumlah mujahidin yang berada di medan jihad di Gaza menceritakan cerita-cerita yang terjadi dengan mereka yang membuat mereka tenang hatinya. Berbagai karamah terjadi seperti ketegaran para mujahidin di medan perang yang digempur habis pesawat tempur di atas mereka, tank di sekeliling mereka. Namun mereka tetap berperang tanpa rasa gentar. Orang-orang yang menyaksikannya memiliki prasangka macam-macam terhadap Allah dan orang-orang seakan terguncang gempa bumi dengan dahsyat. Faktor-faktor pertolongan di bumi sudah habis dan hanya ada pertolongan dari Allah. Maka Allah melimpahkan karamah kepada mereka. Dalam peperangan yang pernah dialami kaum muslimin sepanjang sejarah banyak kisah-kisah yang tentang karamah ini.

Salah satu karamah terjadi di desa Migraqah. Dimana sejumlah mujahidin melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka melihat sebuah rumah dihancurkan Israel dengan bom besar sehingga khawatir akan merembet ke rumah sebelahnya. Dalam kebakaran hebat itu, mereka melihat seorang mujahid berdoa kepada Allah dengan menangis:

“Wahai Allah yang menjadikan api dingin dan keselamatan bagi Ibrahim, padamkan api dengan kehendak-Mu”

Hanya selang tiga menit api itu padam. Maka para mujahidin yang turut menyaksikan itu menangis semua karena mereka merasakan Allah menolong dan mengabulkan doa mereka.

Masih pertempuran di Migraqah dimana pesawat-pesawat tempur Israel menggempur dan mengepung mujahidin dari atas mereka. Mereka tidak dapat bergerak. Tiba-tiba datang mendung yang memayungi mereka dan menutupi pesawat tempur Israel untuk melihat bumi. Maka para mujahidin bergerak menghindari tempat itu.

Ada juga cerita seorang mujahidin yang mengalami sendiri bersama rekan-rekannya yang sedang berada di sebuah rumah. Rudal dan misil dari pesawat dan tank Israel menggempur habis mereka, namun tak seorangpun terkena serangan itu. Sebagian kami merasa takut. Namun tiba-tiba ia mengajak kami menghadang tank-tank Israel yang menyerang kami sehingga Allah memberikan pertolongan untuk meledakkan beberapa tank yang ada. Maha Suci Allah yang menurunkan ketenangan dalam hati-hati orang yang beriman sehingga keimanan dan Allah memiliki tentara-tentara di langit dan bumi dan Allah Maha Perkasa dan Bijaksana.

Seorang mujahid menceritakan kepada ustadz Abdurrahman Yusuf bahwa mereka melihat dua tank meledak dan terbakar di tempat mereka memasang bom ranjau. Ketika kami menghampiri dua tank Israel yang meledak, ternyata kami menemukan bom ranjau yang kami pasang belum meledak.

Seorang mujahid lain menceritakan bahwa ia sendirian ketika setelah memasang bom ranjau. Beberapa saat kemudian ia sudah dikepung tank-tank Israel. Ia diberondong oleh tank-tank itu. Ia berbisik dalam dirinya, carilah tempat lebih aman. Namun ia mendengar suara tanpa wujud; tetap di tempatmu. Maka dia tetap berdiri di tempatnya tiba-tiba ketenangan merasuk dalam hatinya dan Allah memberikan pertolongan dengan meledaknya tank Israel.

Seorang mujahidin lain menceritakan bahwa ketika dia hendak melepaskan misil, ia merasa ada yang membetulkan bidikannya ke kanan dan kiri sedikit.

Beliau sendiri mencium aroma wangi yang keluar dari kantong jasad kaku sang Syahid Abdullah As-Shanik padahal sudah 20 hari terbungkus. Aroma yang sama juga penulis cium dari jasad Syahid Musa Hasan Abu Nar yang terbunuh dan darahnya mengucur di lantai masjid. Meski darah itu dibersihkan namun aroma itu masih wangi. Bukan hanya penulis yang menciumnya namun yang lain juga demikian. Ini untuk meyakinkan penulis akan kebenaran jalan dan langkah Rasulullah saw meski orang-orang kafir dan munafik benci.

Bahkan kesaksian-kesaksian pasukan Yahudi yang disiarkan oleh Chanel 10 Israel bahwa mereka menyaksikan sosok aneh yang mereka yakini sebagai hantu yang keluar dari bumi dan memerangi mereka. Kesaksian seorang prajurit Israel yang buta akibat dilempar seorang laki-laki berpakaian putih-putih di matanya.

Bahkan ketakutan yang dicampakkan di hati-hati orang yahudi menjadikan mereka yang memiliki senjata jauh lebih canggih dari senjata kaum mujahidin ketakutan menyerang permukiman warga dan hanya menyerang anak-anak, wanita, kakek, nenek dan sipil yang tidak membawa senjata. Demikian penuturan beliau sebagimana dikutip oleh ibnuradinas.blogspot.com dari al-ikhwan.net.

Kemenangan itu bukanlah sebuah kebetulan nasib baik yang diperoleh oleh para mujahidin. Tetapi itu adalah taqdir yang telah ditentukan dari langit ke tujuh, kemenangan yang diraih dengan melakukan semua sebab-sebab dan persiapan kemenangan, persiapan keimanan dan spiritual ruhiyah yang telah lama ditanamkan kepada para mujahidin sesuai dengan manhaj Allah dan rasul-Nya, persiapan fisik yang selalu dilatih untuk melakukan pembelaan diri dan penyerangan pada saat yang tepat, persiapan mental baja pantang menyerah dan tidak takut mati karena yakin ajal sudah ditetapkan.

Fenomena itu akan menjadi awal kebangkitan islam dengan izin Allah. Ruh kebangitan itu semakin terasa dengan mulai kembalinya umat ini kepada Tuhannya. Semakin terasa dengan sadarnya umat islam untuk memahami agama mereka. Kembalinya kaum muslimin kepada lingkaran-lingkaran yang penuh nilai ruhiyah dan spiritual. Penuh komitmen dalam menunaikan ibadah wajib dan ibadah sunnah. Generasi yang selalu menggalang ruh ukhuwah dan persatuan, dengan senantiasa berbaik sangka kepada saudaranya, bukan menambah luka perpecahan yang semakin parah disebabkan perbedaan yang muncul dari kedangkalan pemahaman terhadap islam yang sempurna dan komperehensif . Islam yang pertengahan (wasathiyah) dan bukan ifrath (berlebih-lebihan dan keras dalam beragama) ataupun tafrith (berkekurangan dan menganggap mudah dan enteng dalam beragama).

Sesungguhnya pada Hamas itu ada pelajaran dan hikmah bagi orang yang mencari kebenaran islam.

Pastikan kitalah orang yang akan engembalikan kebangkitan dan kejayaan itu. Diri kita, anak kita, ataupun cucu kita yang akan bertaruh nyawa dan berkirban harta untuk meninggikan kalimat-Nya, Tanpa menunggu si fulan untuk memulai. Tanpa melihat orang lain baru melakukan. Karena membina diri menjadi insan rabbani adalah perintah Allah. Karena mempersiapkan diri adalah kemestian.

Fajar itu akan datang menyinari kegelapan yang menjenuhkan ini.. Falnabda' bi anfusina. Wa bitaufiqillah. Wa a'iddu... Karena perjalanan itu masih panjang dan menantang.

Wallahu Ta'ala A'lam.
Oleh: Saud Alba Radinas, Lc

2 komentar