Turki Cemas Gaza akan Jadi Penjara Besar Terbuka
Abul Ezz
Kamis, 10 Desember 2009

ISTANBUL--Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan hal yang paling mengkhawatirkan dirinya terkait kondisi Palestina sekarang adalah Jalur Gaza yang berubah menjadi penjara besar yang terbuka.
Semua orang berdiri diam dan tak acuh, yang seharusnya hal itu tidak boleh didiamkan, bukan saja oleh negara-negara di kawasan, tetapi juga oleh dunia yang beradab, yang yang menghormati hak asasi manusia."
Hal tersebut dikatakan Erdogan saat menjawab pertanyaan dalam sebuah wawancara dengan wartawan terkemuka Fahmi Huwaidi yang diterbitkan koran Arabia, Selasa (8/12)
Perdana Menteri Turki ini menggambarkan perang entitas Zionis di Gaza sebagai "agresi" dan dia mengatakan itu "kejahatan terhadap kemanusiaan dalam sekala apapun. Dalam perang itu pasukan Israel menggunakan fosfor putih terhadap warga sipil.
Dia mengatakan, "Setelah agresi yang mengakibatkan kehancuran Gaza, pembunuhan 1.500 warganya, melukai lima ribu lainnya; diadakan pertemuan Sharm el-Sheikh yang menyepakati untuk membangun kembali apa yang dihancurkan, dialokasikan jutaan dolar untuk itu.
Namun keputusan itu belum dilaksanakan, dan Gaza tetap menjadi reruntuhan sebagaimana adanya. Yang lebih buruk dari itu adalah blokade yang terus berlanjut sehingga memutus kebutuhan pokok rakyat di Jalur Gaza.
Saya mendengar mereka harus menggunakan terowongan untuk menyelundupkan domba di Idul Adha.”
Dia menambahkan, “Ini adalah kondisi yang membuat putus asa dan tidak manusiawi. Menuntut upaya khusus untuk mengatasinya. Untuk itu, adalah wajar bila Jalur Gaza dimasukkan dalam daftar agenda kunjungan sekarang ke Washington." ip/ahi

ISTANBUL--Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan hal yang paling mengkhawatirkan dirinya terkait kondisi Palestina sekarang adalah Jalur Gaza yang berubah menjadi penjara besar yang terbuka.
Semua orang berdiri diam dan tak acuh, yang seharusnya hal itu tidak boleh didiamkan, bukan saja oleh negara-negara di kawasan, tetapi juga oleh dunia yang beradab, yang yang menghormati hak asasi manusia."
Hal tersebut dikatakan Erdogan saat menjawab pertanyaan dalam sebuah wawancara dengan wartawan terkemuka Fahmi Huwaidi yang diterbitkan koran Arabia, Selasa (8/12)
Perdana Menteri Turki ini menggambarkan perang entitas Zionis di Gaza sebagai "agresi" dan dia mengatakan itu "kejahatan terhadap kemanusiaan dalam sekala apapun. Dalam perang itu pasukan Israel menggunakan fosfor putih terhadap warga sipil.
Dia mengatakan, "Setelah agresi yang mengakibatkan kehancuran Gaza, pembunuhan 1.500 warganya, melukai lima ribu lainnya; diadakan pertemuan Sharm el-Sheikh yang menyepakati untuk membangun kembali apa yang dihancurkan, dialokasikan jutaan dolar untuk itu.
Namun keputusan itu belum dilaksanakan, dan Gaza tetap menjadi reruntuhan sebagaimana adanya. Yang lebih buruk dari itu adalah blokade yang terus berlanjut sehingga memutus kebutuhan pokok rakyat di Jalur Gaza.
Saya mendengar mereka harus menggunakan terowongan untuk menyelundupkan domba di Idul Adha.”
Dia menambahkan, “Ini adalah kondisi yang membuat putus asa dan tidak manusiawi. Menuntut upaya khusus untuk mengatasinya. Untuk itu, adalah wajar bila Jalur Gaza dimasukkan dalam daftar agenda kunjungan sekarang ke Washington." ip/ahi
Tidak ada komentar