Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

200 Ribu Tewas dan 1,5 Juta Jiwa Tuna Wisma

PORT AU PRINCE--Semakin hari korban tewas akibat gempa Haiti terus bertambah. Pemerintah menyatakan hingga Senin malam (18/1) waktu setempat, korban tewas mencapai 200 ribu orang. Sementara itu, korban selamat yang tidak memiliki tempat tinggal sebanyak 1,5 juta orang.

Sebagian dari korban selamat mengalami luka parah dan ringan namun belum dapat ditampung rumah sakit, sehingga banyak yang tewas di jalan sebelum mendapatkan pertolongan.

Kondisi Haiti membutuhkan lebih banyak bantuan, makanan, pakaian dan obat-obatan. Mantan Presiden AS Bill Clinton yang juga duta khusus PBB terbang ke Haiti untuk menyalurkan bantuan. Enam hari setelah gempa melanda Haiti, tim evakuasi masih berupaya mencari korban di antara reruntuhan puing-puing bangunan.

Namun semakin hari semakin terasa bantuan yang tiba sangat jauh dari kebutuhan di lapangan. Para dokter bedah mengaku sangat kekuranga peralatan dasar seperti pisau bedah, gunting, obat bius untuk operasi serta gergaji untuk memotong anggota tubuh yang tidak dapat diselamatkan.

Sementara di jalan, korban hidup berkeiaran meminta-minta makanan. "Dimana makanan itu?" teriak salah satu pengungsi Jean Michel Jeantet.

Badan Pangan PBB (WFP) mengatakan sebisa mungkin meningkatkan kemampuan mereka dalam memberi makanan bagi para pengungsi. Sebelumnya dalam sehari mereka memberi makan 67 ribu orang, namun kini ditingkatkan menjadi 97 ribu orang. WFP membutuhkan setidaknya 100 ribu paket makanan jadi untuk 30 hari, sehingga ia megaku membutuhkan lebih banyak bantuan internasional.

"Saya menyadari bantuan tidak datang secepat yang kita harapkan," tutur Sekjen PBB Ban Ki Moon di markas PBB di Ney York usai kembali dari Haiti.

Padatnya bandar udara Haiti, yang kini dikelola tentara AS membuat beberapa pekerja kemanusiaan naik pitam karena sulitnya masuk Haiti serta melakukan bongkar muat.

Pencurian dan penjarahan yang terjadi semakin mengkhawatirkan. Terlihat orang-orang yang membool toko-toko yang masih menyimpan bahan makanan atau apapun yang bisa mereka ambil. Polisi melakukan tembakan peringatan untuk memisahkan dua laki-laki yang berkelahi berebut minuman.

Para pekerja medis yang menangani korban gempa harus berurusan juga dengan korban luka tembak. Banyaknya korban yang harus dirawat dan minimnya tenaga serta alat eksehatan emmbuat banyak kroban yang tidak dapat ditolong. Di tenda Palang Merah, dalam sehari korban tewas yang tak mampu diselamatkan mencapai 50 orang.

Tidak ada komentar

Leave a Reply