Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

Bangsa Arab; Dari Penjajahan kepada Sikap Mengekor

Emad Afanah

Sebenarnya penulis merasa kasihan kepada kebanyakan kaum cendikiawan umat dan para pemikirnya yang berlelah-lelah bicara soal negara-negara Arab, termasuk negara mereka sendiri. Mereka mengkritik kelemahan dan keteledoran negara-negara Arab dan Islam secara terang-terangan dalam mengambil sikap terhadap masalah-masalah yang menentukan nasib bangsa dan umat dalam menghadapi tantangan.

Penulis tidak tahu apakah kaum cerdik cendikiawan itu memiliki harapan mengubah politik rezim-rezim Arab agar bisa membela kepentingan dan harga diri serta hak-hak umat. Padahal mereka yakin bangsa Arab yang pernah disatukan oleh agama, sejarah, bahasa serta budaya telah pecah belah oleh perjanjian Sykes-Picot.

Kolonialisme itu telah memecah bangsa Arab yang pernah disatukan oleh Khilafah Islam Utsmaniah menjadi negara-negara dan rezmi yang saling berperang satu sama lain karena wilayah perbatasan. Seperti peperangan antar suku karena memperebutkan ladang rumput hewan piaraan mereka. Perjanjian Sykes-Picot inilah juga yang memberikan tanah dan belahan tanah Arab paling berharga yakni Palestina kepada yahudi. Sehingga ini memudahkan bangsa yahudi mengendalikan bangsa Arab dan menjadikan Israel selalu ditakuti dan dibeli senjatanya.

Jadi kolonialisme inilah yang menciptakan Israel dan menciptakan rezim-rezim Arab yang kecil. Jadi nasib rezim-rezim ini tergantung kepada eksistensi musuh mereka.

Dalam pengertian lain, hilangnya eksistensi Israel terkait dengan hilangnya rezim buatan dan kekuasaan raja-raja yang ditancapkan oleh kaum kolonialisme dan dipaksa untuk menerapkan politik-politik musuh agar negeri-negeri Arab dan Islam selalu tunduk dan memberikan kekayaan alamnya.

Demi Allah, siapa lantas selama ini yang menghalangi kaum pejuang kebebasan Arab ini yang menyerukan agar tidak tunduk kepada Israel, selain rezim-rezim Arab sendiri!!

Siapa yang atas nama kedaulatan, keamanan nasional dan perbatasan kemudian menjaga dan mengamankan perbatasan Israel sehingga wilayah perbatasannya paling aman di dunia, selain rezim-rezim itu!

Apakah kalian yakin, bila para pejuang kebebasan umat kita berhasil mengalahkan Israel dan mengancam eksistensinya, apakah rezim-rezim itu akan tetap eksis, setalah Israel hilang?

Penulis yakin bahwa bangas Arab yang telah diacak-acak oleh kolonial militer bertransisi dari kolonial langsung (isti’mar) kepada kolonialisme tidak langsung dimana bangsa Arab menjadi sekedar keledai (istihmar) yang mengekor dalam segala bidang dan memerintah kepada rakyatnya untuk mengekor. Bukan pada tataran rezimnya, namun kepada kelompok besar di kalangan bangsa Arab (bukan level elit) yang masih tertipu kepada jargon-jargon kosong yang diusung oleh rezim itu sendiri.

Era istihmar rezim-rezim Arab tidak akan berakhir kecuali dengan kesadaran serius yang diusung oleh para kaum cendikiawan untuk melepaskan diri dari keterkungkungan dengan Israel, Amerika dan barat.

Semua harus sadar bahwa ada keterkaitan eksistensi dan nasib antara rezim dan eksistensi Israel. Eksistensi negara Israel sebagai kanker bangsa Arab tidak akan hilang kecuali jika rezim-rezim itu berakhir.

Kini bola berada di lapangan kita para cendikiawan dan pemikir serta mujahidin untuk menggiring umat kepada lapangan kesadaran yang lebih kuat hingga mencapai hakikat yang tidak terbantahkan untuk bebas dan merdeka. (bn-bsyr)

Tidak ada komentar

Leave a Reply