Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

Israel Ketakutan dengan Konsolidasi Para "Erdoganism" di Turki Pasca Referendum

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu secara pribadi menyuarakan kekhawatiran pemerintahnya terkait tentang adanya konsolidasi dari para "Erdoganism" di Turki setelah referendum hari Minggu lalu yang memberikan Perdana Menteri TurkiRecep Tayyip Erdogan tambahan kekuasaan untuk mengekang para tradisional sekuler dan kalangan anti-Islam, termasuk mantan tentara Turki.

Selain itu, referendum tersebut dilihat sebagai peluang Erdogan untuk memenangkan masa jabatan ketiga di pemerintahan Turki pada pemilihan umum yang dijadwalkan akan diadakan pada bulan Juli tahun depan.

Israel melihat pembentukan militer Turki, yang secara tradisional agresif sekuler dan anti-Islam, sebagai sekutu utamanya.

Israel diam-diam beberapa kali mendesak pasukan Turki untuk menggulingkan perdana menteri terpilih yang berbasis Islam seperti Necmettin Erbakan pada pertengahan tahun 1990-an lalu.

Menurut pers Israel, Netanyahu telah meminta kabinetnya untuk bertemu di pertemuan darurat untuk membahas "perkembangan terakhir" di Turki.

Sumber-sumber mengatakan, Israel khawatir bahwa Turki semakin menjauhkan diri dari Israel dan bahwa negara Yahudi itu kehilangan yang "benteng" terakhir mereka di Turki, sebuah kiasan untuk kekuatan militer Turki.

Dipercaya secara luas bahwa banyak perwira-perwira tinggi di tentara Turki yang berafiliasi dengan gerakan rahasia Masonik yang diyakini dikontrol oleh gerakan Zionis internasional.

Jjenderal Angkatan Darat dan sejumlah besar hakim, yang menganggap dirinya pembela terakhir dan penjaga sistem sekuler, berulang kali mencoba untuk menjatuhkan Erdogan, dengan menggunakan berbagai plot dan menggunakan trik-trik hukum.

Pemungutan suara pada hari Minggu lalu menandai berlalunya 30 tahun sejak tentara Turki melakukan sebuah kudeta militer yang membawa Turki di bawah tiga tahun pemerintahan militer. Ribuan kaum kiri, nasionalis dan Kurdi ditangkap atau disiksa pada kudeta militer waktu itu.

Konstitusi Turki, diubah di bawah pemerintahan militer, militer diberikan status yang sangat istimewa, militer mencegah otoritas sipil dari penuntutan terhadap perwira-perwira tinggi yang dituduh merongrong demokrasi.

Konstitusi yang diubah juga membuat tentara menjadi komponen penting dalam proses pengambilan keputusan politik, khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan keamanan nasional dan hubungan internasional.

Kekuasaan baru yang diberikan kepada Erdogan mengizinkan pemerintah Turki untuk membatalkan pasal 15 dari konstitusi Turki yang sesuai dengan kekuasaan sakral militer.

Israel telah meminta Kongres AS, yang didominasi oleh lobi-lobi Yahudi, untuk melakukan tekanan terhadap Turki agar mau kembali meningkatkan hubungan dengan Israel terutama setelah serangan genosida Israel terhadap Jalur Gaza hampir dua tahun yang lalu.

Pembantaian berdarah, yang menghancurkan sebagian besar daerah kantong pantai dan menyebabkan ribuan warga sipil Gaza mati dan cacat, telah membuat marah pemerintah Turki sehingga menyebabkan krisis yang serius dalam hubungan antara Turki dan rezim Zionis. (fq/pic/eramuslim)

Tidak ada komentar

Leave a Reply