Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

Saifuddin Quthuz 2

Permasalahan besar dihadapi oleh Quthuz. Krisis ekoonmi terjadi di Mesir akibat peperangan yang terjadi sebelumnya dengan negara tetangga Ayyubiyun di Syan, pertikaian antara Mamalik Al-Bahriyah dan Mamalik Al-Muizziyah serta pemberontakan lainnya pasca kenaikan Raja Nuruddin Ali, yang menguras kas negara. Kondisi ini sangat mengganjal kesiapan pasukan muslimin untuk menghadapi tatar. Solusi indah lainnya diajukan Quthuz dalam sebuah musyawarah yang dihadiri oleh semua kalangan dan ulama seperti syaikh Al-Izz Abdussalam. Melihat kas negara yang minim, Quthuz mengusulkan pemungutan pajak dari rakyat.

Namun syaikh Al-Izz Abdusasalam tidak setuju denga pungutan pajak karena seorang muslim hartanya tidak dipungut kecuali untuk zakat. Tapi ia setuju dengan dua syarat yang berat. Beliau menfatwakan bahwa boleh mengambil pajak dari rakyat dengan syarat apabila semua kas negara sudah habis untuk persiapan pasukan, dan kedua para pemimpin harus menjual semua hartanya untuk persiapan perang mereka pribadi dan pasukan lainnya, jika belum mencukupi baru bisa dipungut pajak hanya sekedar mempersiapkan tentara untuk jihad dalam waktu yang sementara. Dengan senang hati Quthuz menerima fatwa dan langsung menjual harta yang dimilikinya. Kemudian ia memerintahkan para pejabat pemerintahannya untuk melakukan hal serupa. Tanpa diduga, Mesir yang sedang dilanda krisis ternyata memiliki kekayaan yang besar. Cukup untuk membiayai persiapan pasukan dan memperbaiki ekonomi negara serta menghidupi fakir miskin.
Quthuz dngan pasukannya berkumpul dan mempersiapkan diri di daerah Shalihiyah di Muhafazhah Asy-Syarqiyah (provinsi timur). Di awal musim panas bertepatan bulan Sya'ban 658 H (Juli 1260 M) mereka meninggalkan Shalihiyah bergerak menuju Ghaza di Palestina, melewati gurun pasir di bagian timur Mesir dan gurun sinai. Ini merupakan ujian berat bagi pasukan muslimin karena harus melewati gurun yang berbatu. Ditengah perjalanan Quthuz mengirim pasukan pendahuluan dibawah pimpinan Ruknuddin Bebers menuju Ghaza. Pasukan ini mampu mengalahkan pasukan tatar di Ghaza. Kemenangan kecil ini memiliki pengaruh besar sekali terhadap mental kaum muslimin untuk berjihad dan hilangnya sebutan tatar yang tak terkalahkan. Pasukan ini kemudian bergerak menuju Asqalan, Yafa, Tulkarem, Haifa dan bertemu di Akka. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju tenggara Pa;estina.
Berita kehancuran oasukan tatar terdengar oleh Katbugha Noen di Libanon, pemimpin tatar yang menggantikan Hulaghu yang kembali ke Mongol karena kematian Raja Mengko Khan. Hal ini membuat Katbugha marah dan mempersiapkan pasukannya untuk membalas pasukan Muslimin di Palestina.
Pasukan muslimin sampai di pesisir 'Ain Jalut yang terleetak antara kota Nablus dan Bisan dekat kamp Jenin sekarang. Geografis 'Ain Jalut dengan dataran luas di bagian utaranya dengan dikelilingi perbukitan di bagian barat, selatan dan timurnya memudahkan Quthuz mengambil tempat sebelum kedatangan pasukan tatar ia menyusun strategi serta menempatkan posisi pasukannya. Pasukan muslimin dibagi kepada empat kelompok besar. Pasukan pertama dipimpin langsung oleh Ruknuddin Bebers yang berposisi di lapangan luas sebelah utara 'Ain Jalut yang bertugas menghadang langsung pasukan tatar. Tiga pasukan lainnya diposisikan di sela pepohonan dan bebatuan sekitar perbukitan yang mengelilingi pesisir 'Ain Jalut. Sempurnlah persiapan Quthuz pada tanggal 24 Ramadhan 658 H.
Kejadian yang tak terduga terjadi. Mendengar kehadiran Quthuz dan pasukannya, datanglah relawan Palestina yang penuh semangat jihad bergabung dan mengkhidmah pasukan muslimin. Bahkan para petani, orang tua yang tidak mampu mengikuti perang dan para wanita serta anak-anak kecil datang le tepian 'Ain Jalut ingin menyaksikan perang dahsyat yang akan terjadi antara pasukan Muslimin dan pasukan tatar. Hal ini menambah kekuatan mental pasukan muslimin
Tak disangka datang seorang utusan dari Sharimuddin Aibek, seorang pemimpin Syam yang bekerjasama dengan Hulaghu Khan dalam menaklukkan negara Islam. Dia menyampaikan pesan bahwa Sharimuddin akan membantu pasukan Muslimin dari dalam barisan pasukan tatar dan membawa tiga informssi penting lainnya. Dia menginformasikan bahwa pasukan tatar tidak sebanyak pasukan yang telah menaklukkan negara Islam sebelumnya, dan sayap kanan tatar lebih kuat, serta berita bahwa Al-Asyraf al-Ayyuby menarik dirinya untuk memerangi pasukan Muslimin dan akan menghancurkan pasukan tatar dari dalam barisan mereka. Mendengar berita ini, Quthuz dan para pemimpin militer lainnya antara membenarkan dan meragukan informasi tersebut. Dengan segera mereka mempersiapkan berbagai strategi.
Malam harinya adalah malam ke 25 ramadhan 658 H, Quthuz dan seluruh pasukan muslimin beribadah dan bermunajat kepada Allah denga penuh khusyu’agar diberikan kemenangan pada esok harinya.
Setelah menunaikan sdalat subuh dengan khusyu'. Seiring datangnya fajar di pagi Jum;at 25 Ramadhan 658 H dari jauh pasukan muslimin melihat pasukan tatar datang dalam jumlah besar. Quthuz mengisyaratkan kepada pasukan pertama yang dipimpin Ruknuddin Bebers untuk turun ke medan ‘terbuka yang secara perlahan dan pasukan lainnya bersembunyi di perbukitan.
Melihat kehadiran paukan muslimin menuruni bukit, Katbugha Noen terkejut dan terkesima melihat kerapian mereka. Tidak menyangka masih ada kaum muslimin yang masih mempertahankan dirinya dan maju ke medan peperangan dengan gagah berani. Ia terbiasa menyaksikan ketakutan kaum muslimin dengan kedatangan pasukan tatar di mana saja. Melihat sedikitnya pasukan muslimin, Katbugha bermaksud menghancurkan kekiatan pasukan muslimin ini dengan sekali pukulan. Dengan satu perintah ia mengarahkan pasujannya ke medan perang tanpa meninggalkan sekelompok pasukan candanganpun di belakangnya,
Pada saat penting ini tampil berperan pasukan beduk dan terompet memberi isyarat dengan arahan Quthuz. Setiap pukulan dan tiupan terompet memiliki makna. Quthuz memberi isyarat maju kepada pasukannya. Dengan seremtak, dibawah komando Rulnuddin Bebers (Zhahir Bebers) pasukan muslimin mulai menyerang. Akhirnya kedua pasukan bertemu, dan perangpun tak terelakkan. Senjata saling beradu dan korban berjatuhan. Pemandangan berubah seketika. Teriakan takbir para petani Palestina mengiringi berlangsungnya pertempuran hebat yang tidak pernah mereka saksikan sebelumnya.
Dari jauh Quthuz dengan tsabat dan tenang, mengamati dan mengontrol gerakan pasukannya. Kemudian mengisyaratkan untuk melakukan strategi mundur perlahan ke arah selatan 'Ain Jalut memancing pasukan tatar ke tengah pasukan muslimin yang bersembunyi di perbukitanyang mengelilingi medan 'Ain Jalut. Manuver ibi terlaksana dengan baik. Pada waktu yang tepat manuver lainnya dilakukan, isyarat kepungan ditunjukkan oleh Quthuz sehingga pasukan muslimin turun dari perbukitan lalu mengepung pasukan tatar dari semua penjuru. Katbugha Noen terkejut dengan strategi pasukan muslimin dan menyadari bahwa mereka telah dikepung di medan 'Ain Jalut. Tidak ada kesempatan untuk lari. Mereka harus bertempur dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki meski semua gerakan mereka terlihat bebas oleh pasukan muslimin.
Sayap kanan pasukan tatar sungguh kuat. Hampir saja sayap kiri pasukan muslimin dikuasai dan membalikkan kepungan. Quthuz mengamati pasukannya dan memerintahkan pasukan cadangan untuk membantu sayap kiri pasukan muslimin. Namun tetap belum bisa mengimbangi kekuatan tatar. Masih terlihat kegentaran pada pasukan muslimin. Quthuz tidak punya solusi lan kecuali harus turun berperang bersama pasukannya. Dengan membuka perlengkapan perangnya ia memacu kuda dan berteriak " wa islamah, wa islamah ", langsung menerobos pasukan musuh tanpa ada keraguan dan berpikir panjang dengan masa mudanya ang masih panjang.. Ia memberi pelajaran berharga kepada semua kaum muslimin agar mencari syahid dan tidak gentar terhadap musuh. Hal ini menambah semangat dan mental pasukan muslimin untuk mencari syahid fi sabilillah.
Semua panah dan tombak musuh tertuju kepada Quthuz, namun meleset dan mengenai kudanya hingga mati seketika. Quthuz tetap berjuang dengan ketegaran yang luar biasa meskipun berjalan di tengah perang yang berkecamuk. Datanglah seorang pemimpin pasukan kepadanya lalu turun dari kuda dan menyuruhnya naik, namun Quthuz menolaknya dan berkata "Saya tidak ingin menghilangkan manfaat yang ada pada dirimu bagi kaum muslimin". Kondisi ini tetap berlanjut hingga datang seorang pengawal dengan sebuah kuda lalu iapun menugganginya. Para pemimpin lainnya bertanya "Mengapa engkau tidak menaiki kuda si fulan?. Kalau musuh melihat, engkau akan terbunuh dan Islam akan hancur". Ia menjawab ringan "Adapun aku, aku akan pergi ke surga. Adapun Islam dia memiliki Tuhan yang akan menjaganya. Sungguh telah terbunuh si fulan, fulan, dan fulan….. lalu Allah membangkitkan selain mereka yang menjaga Islam, dan Islam tidak akan hancur".
Di saat itu tampil Jamaluddin Aqusy Asy-Syamsi menerobos ke arah Katbugha. Dengan sekejap ia bisa membunuhnya. Pasukan tatar tercerai berai tanpa kendali. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha menerobos ke bagian utara kepungan lari menuju kota Bisan. Tetapi kaum muslimin mengejar mereka. Quthuz berdoa kepada Tuhannya dengan penuh khusyu' dan tadharru/ "Ya Allah, ya Allah Tolonglah hamba-Mu Quyhuz atas tatar" tidak berapa lama, berguguranlah pasukan tatar di tanah Bisan, kekuatan besar tatar hancur seketika tanpa seorangpun yang hidup. Suatu kejadian yang luar biasa, tak pernah terjadi sepanjang sejarah. Menanglah pasukan muslimin dengan pertolongan Allah. Quthuz turun dari kudanya bersujud kepada Allah dengan penuh kesyukuran.
Berita kemenangan kaum muslimin di 'Ain Jalut didengar rakyak Damaskus, seketika itu juga seluruh rakyat bergolak dan membunuh sisa tentara tatar yang ada di kota tersebut. Kemudian pasukan Mamalik masuk kota Damaskus. Diangkatlah seorang wali untuk kota Damaskus. Tanpa istirahat Quthuz mengirim pasukannya di bawah pimpinan Zhahir Bebers membebaskan kota Himsh, Halab dan Hamah dari sisa tentara tatar dan membebaskan kaum muislimin dari tawanan tatar.
Quthuz mengumumkan penggabungan Syam dengan Mesir..Semenjak peperangan 'Ain Jalut jadilah negara Syam dan Mesir sebagai benteng strategis negara Islam yang menangkis setiap serangan terhadap umat Islam. Quthuz wafat dalam perjalanan menuju Mesir pada bulan ke sebelas masa pemerintahannya. Kemenangan ini memberi pengaruh besar terhadap pembebasan Al-Quds dari tangan kaum Salib yang berada di Akka dibawah pimpinan raja Zhahir Bebers dan terhadap keamanan umat islam selama dua abad lamanya. Banyak ibroh yang dapat kita ambil dari kisah ini. Umat Islam selalu menantikan Saifuddin Quthuz baru. yang siap berjuang untuk Islam. Mereka berharap anda adalah orangnya. amien
Wallahu A'lam
Ibnu Radinas (Dari berbagai sumber)
Baca Juga... Saifuddin Quthuz

Tidak ada komentar

Leave a Reply