Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

PENAKLUKAN ANDALUSIA Distorsi Sejarah dalam Kisah Pembakaran Kapal

Banyak catatan sejarah baik dikalangan kaum muslimin ataupun catatan eropa yang menyebutkan bahwa Thariq bin Ziyad membakar kapalnya ketika sampai di selat Gibraltar, kemudian dia berpidato mengobarkan semangat pasukannnya dengan mengatakan “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, maka tidak ada tempat untuk lari kecuali pedang…”.

Namun sebenarnya kisah ini tidak pernah terjadi di dalam sejarah. Hal ini tidak lebih merupakan cerita bohong yang dibuat-buat oleh sejaeawan barat karena mereka ttidak bisa menerima kenyataan kemenangan pasukan islam yang hanya berjumlah 12.000 tentara, bahkan mereka merupakan pendatang baru yang belum mengetahui kondisi negeri yang baru saja mereka injak serta merta berhasil menghancurkan pasukan salib yang berjumlah 100.000 tentara yang merupakan penduduk asli negeri tersebut.
Dr Ragheb el-Sergany di dalam muhadharahnya tentang Andalaus menyebutkan beberapa alasan ketidak benaran riwayat tersebut. Diantaranya

1. Berita ini tidak memiliki sandaran periwayatan yang benar dalam buku-buku sejarah islam yang ditulis oleh sejarawan islam, karena periwayatan dalam islam disandarkan kepada orang-orang yang terpercaya dan trekenal jujur serta baik agamanya, kemudian diteliti dengan Ilmu Rijal dan Ilmu Jarh wat Ta’dil.

Sementara riwayat ini hanya terdapat di dalam catatan sejarawan eropa yang bercerita tentang Pertempuran Guadalete (Wadi Barbath/lukkah) yang tidak benar penyandaran riwayatnya.

2. Apabila benar Thariq bin Ziyad melakukan aksi pembakaran kapal, maka seharusnya ada reaksi dan teguran atas hal tersebut dari Musa bin Nushair (Gubernur Afrika Utara) selaku atasan Thariq bin Ziyad, atau teguran dari khalifah al-Walid.
Karena tidak pantas seorang panglima perang melakukan hal tersebut tanpa ada konfirmasi dari atasannya.

Selain itu para ulama pasti akan berkomentar dan membahas hukum pembakaran kapal tersebut apakah boleh atau tidak. Namun ternyata tidak satupun buku fiqih atau catatan sejarah menyebutkan kasus ini di dalam literatur islam. Ini membuktikan bahwa berita ini tidak pernah terjadi.

3. Kaum muslimin sudah terbiasa menang meskipun jumlah mereka sedikit dan jumlah musuh lebih banyak dan berkali lipat dari jumlah mereka. Hal ini tidak bisa dipahami oleh orang barat.

Oleh karena itu, sumber-sumber berita eropa banyak sekali yang menyebutkan kisah ini, bahkan sangat masyhur dikalangan mereka. Berita ini mereka propagandakan karena mereka tidak bisa menjelaskan kenapa 12.000 tentara pejalan kaki mampu mengalahkan 100.000 tentara berkuda yang berada di negeri mereka sendiri yang tidak asing bagi mereka. Sehingga sejarawan eropa menyebarkan berita tersebut.

Hal ini terjadi karena mereka tidak bisa menerima kemenangan kelompok kecil yang berjumlah sedikit atas kelompok besar yang berjumlah lebih banyak berkali lipat disbanding musuh mereka.sebagaimana disebutkan dalam al-quran "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." QS. al-Baqarah (2) : 249

4. Pasukan muslimin tidak butuh pengobaran semangat dengan cara membakar kapal untuk melakukan jihad fi sabilillah. Karena mereka paham bahwa berjihad hanya Karena Allah dan mencari kesyahidan.

5. Tidak masuk akal seorang panglima secerdas Thariq bin Ziyad yang terkenal dengan ketaqwaan dan kewara’an serta jihadnya yang sungguh-sungguh,melakukan pembakaran kapal begitu saja. Karena ia tahu dalam perang selalu ada kemungkinan kalah atau mundur menarik diri untuk mengumpulkan kekuatan, dan itu tidak dilarang dalam agama sebagaimana di dalam ayat disebutkan “Wahai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” QS. al-Anfal (8) : 15-16

6. Empat kapal yang dipakai oleh Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan adalah milik Julian (pemimpin kota Tangier),yang dipinjamkan kepada Thariq dan tentu harus dikembalikan.


Masih banyak catatan yang menentang rumor terjadinya peristiwa pembakaran kapal oleh Thariq bin ZIyad. Adapun yang tertera di sini hanyalah sebagian catatan dan kajian bagi para pecinta sejarah yang memiliki kemauan untuk mengkaji lagi

Tidak ada komentar

Leave a Reply