Perubahan Iklim Sudah Picu Migrasi
Abul Ezz
Rabu, 09 Desember 2009

JENEWA--Perubahan iklim sudah memaksa orang untuk bermigrasi, dan kebanyakan pindah di dalam negara mereka atau ke negara tetangga, demikian laporan Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM), Selasa. Meskipun tidak memberi perkiraan jumlah orang yang pindah akibat perubahan iklim, laporan tersebut memperingatkan negara miskin akan memerlukan bantuan internasional guna menolong mereka menanggulangi kecenderungan yang terus berkembang itu.
Studi tersebut mendapati bahwa sangat banyak gerakan manusia akibat perubahan iklim dan kemerosotan kondisi lingkungan hidup. "Namun, kebanyakan kejadian itu adalah migrasi dalam negeri atau lintas-perbatasan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa jutaan orang miskin akan pergi ke negara kaya akibat perubahan iklim," demikian antara lain isi laporan yang berjudul "Migration, Environment and Climate Change: Assessing the Evidence" itu.
Di Ethiopia, mali, Burkina Faso dan Senegal, telah terjadi pergerakan orang yang cukup umum akibat rongrongan kemarau. Laporan tersebut juga membidik wilayah Tambacounda, Senegal, tempat migrasi yang berhubungan dengan kemarau mulai terjadi saat penduduk setempat melakukan perpindahan di dalam negeri mereka, tapi belakangan pergi ke negara lain tetangga Senegal di Afrika.
Meskipun jumlah orang yang terpengaruh oleh bencana alam telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun belakangan, tak ada peningkatan yang berhubungan dalam perpindahan jarak-jauh internasional dari wilayah yang terkena bencana selama masa ini. Namun dengan makin banyaknya orang dan wilayah yang diduga terpengaruh oleh pemanasan global dalam beberapa tahun ke depan, laporan itu memperingatkan dukungan internasional akan diperlukan guna membantu negara yang lebih miskin menanggulangi perindahan tersebut. ant/afp/irf

JENEWA--Perubahan iklim sudah memaksa orang untuk bermigrasi, dan kebanyakan pindah di dalam negara mereka atau ke negara tetangga, demikian laporan Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM), Selasa. Meskipun tidak memberi perkiraan jumlah orang yang pindah akibat perubahan iklim, laporan tersebut memperingatkan negara miskin akan memerlukan bantuan internasional guna menolong mereka menanggulangi kecenderungan yang terus berkembang itu.
Studi tersebut mendapati bahwa sangat banyak gerakan manusia akibat perubahan iklim dan kemerosotan kondisi lingkungan hidup. "Namun, kebanyakan kejadian itu adalah migrasi dalam negeri atau lintas-perbatasan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa jutaan orang miskin akan pergi ke negara kaya akibat perubahan iklim," demikian antara lain isi laporan yang berjudul "Migration, Environment and Climate Change: Assessing the Evidence" itu.
Di Ethiopia, mali, Burkina Faso dan Senegal, telah terjadi pergerakan orang yang cukup umum akibat rongrongan kemarau. Laporan tersebut juga membidik wilayah Tambacounda, Senegal, tempat migrasi yang berhubungan dengan kemarau mulai terjadi saat penduduk setempat melakukan perpindahan di dalam negeri mereka, tapi belakangan pergi ke negara lain tetangga Senegal di Afrika.
Meskipun jumlah orang yang terpengaruh oleh bencana alam telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun belakangan, tak ada peningkatan yang berhubungan dalam perpindahan jarak-jauh internasional dari wilayah yang terkena bencana selama masa ini. Namun dengan makin banyaknya orang dan wilayah yang diduga terpengaruh oleh pemanasan global dalam beberapa tahun ke depan, laporan itu memperingatkan dukungan internasional akan diperlukan guna membantu negara yang lebih miskin menanggulangi perindahan tersebut. ant/afp/irf
Tidak ada komentar