A. Pendahuluan
Kehidupan sangat terasa hampa dan gersang apabila sesuatu yang bernama spiritual atau ruhiyah itu hilang dari kehidupan kita. Karena memang dia adalah ruh dalam kehidupan, motor utama pergerakan, yang menghidupkan hati yang mati, yang menjadikan orang yang memilkinya mampu bersabar dan tegar dalam menghadapi berbagai tantangan berat.
Ruhiyah atau spiritual adalah hal pertama yang disiapkan oleh Allah bagi para nabi selaku pembawa risalah-Nya. Dan hal serupa juga disiapkan bagi nabi Muhammad Saw. sebagai nabi terakhir. Bekal ini juga diberikan kepada para sahabat rasulullah yang selalu setia membela Allah dan rasul-Nya dalam menyebarkan dakwah islam ke seluruh alam.
Perjuangan aktivis muslim modern untuk menyebarkan dakwah islam dan mengembalikan kejayaan umatnya adalah sebuah amal jamai yang sangat berat, penuh cobaan dan ujian keimanan. Mereka hidup di lapangan ujian yang sebenarnya. Karena memang hidup itu adalah ujian.Allah berfirman:
الم, أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Artinya: “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
QS. al-'Ankabut (29) : 3
Ujian keimanan itu butuh kepada bekal. Seorang aktivis muslim butuh kepada persiapan spiritual, sebagaimana para pendahulu yang membawa risalah islam ini memiliki spiritual tersebut. Oleh karena itu spiritual ini perlu dibina dan dikembang pada setiap diri aktivis muslim yang nota benenya melakukan aktivitas amaliyah untuk kepentingan islam dan kaum muslimin, yang selanjutnya pembinaan spiritual ini sering dikenal dengan tarbiyah ruhiyah.
B. Spiritual aktivis
Mari sejenak kita melihat apa itu spiritual dan apa itu aktivis.
1. Defenisi
Spiritual adalah setiap sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin)
Adapun Aktivis artinya adalah (1) orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dl organisasinya; (2) Seseorang yamg menggerakkan (demonstrasi dsb)3 .
Jadi spiritual aktivis kurang lebih adalah Ruhaniyah yang terdapat pada diri seseorang yang bekerja dan bergerak untuk kepentingan organisasinya, yang dalam hal ini adalah jamaah islam, lembaga islam, institusi pelayanan umat, tempat dimana aktivis muslim itu melakukan aktivitasnya, kemudian spiritual itu dibina dalam bingkai tarbiyah ruhiyah dengan pensucian diri dari segala bentuk kesyirikan dan menguatkan diri tersebut dengan tauhid kepada Allah, dengan berpandukan kepada sunnah Rasullullah Saw..
2. Urgensi spiritual bagi seorang muslim
Semua muslim memerlukan kekuatan spiritual dalam menjalani kehidupan ini guna sampai kepada ketaqwaan. Sehingga ia mampu menjalankan tugasnya sebagai makhluk untuk beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya.
Apalagi seorang aktivis muslim, da’I yang mendakwahkan islam dengan bidang spesifikasi yang digelutinya, mempersembahkan hidupnya untuk kemaslahatan islam dan kaum muslimin, maka ia lebih butuh kepada kekuatan ruhiyah tersebut. Karena kekuatan ruhiyah merupakan kunci dalam menentukan berhasil atau gagalnya sebuah dakwah. Setiap da’I, aktivis dan siapa yang berjuang untuk islam ini wajib memilikinya. Allah berfirman
52وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَـٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu sebuah Ruh (al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
QS. as-Syura (42) : 52
Para aktivis itu akan berhasil bila mereka memiliki spiritual yang membuat mereka sabar dan tegar dalam perjuangannya. Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Artinya: ”Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” QS. as-Sajdah (32) : 24
3. Karakteristik aktivis muslim
Ada beberapa karakteristik yang membuat seorang aktivis muslim berbeda dari aktivis lainnya di dunia ini. Berikut adalah beberapa karakteristik tersebut.
a. Syumuliah (integralitas)
Aktivis muslim memiliki karateristik yang sangat istimewa. Dia selalu memahami bahwa semua gerak-geriknya adalah ibadah kepada Allah. Dimanapun ia beramal dan kapanpun ia beraktivitas. Dia adalah aktivis kemanusian. Dia adalah aktivis kedokteran, aktivis pertanian, aktivis mahasiswa, aktivis koperasi, aktivis kepemudaan, aktivis remaja masjid, dan apapun bidang spesifikasinya dia adalah aktivis dalam spesifikasinya. Bahkan diatas itu semua dia adalah aktivis dakwah di setiap bidang spesifikasi yang digelutinya. Iya, kita semua adalah da'I, atau aktivis dakwah di setiap bidang spesifikasi yang kita dalami karena kewajiban menyampaikan islam adalah tugas kita semua. Karena dakwah itu adalah ibadah. Karena dakwah itu adalah sebaik-baik aktivitas yang kita lakukan.
b. Tanawwu' (inovativ)
Aktivis muslim itu adalah orang yang kreativ, cerdas dan selalu memiliki inovasi baru yang lebih mantap dan lebih baik dengan tetap menjaga hal-hal yang lama yang masih baik.
c. Istimrar (berkesinambungan)
Dan aktivis muslim itu adalah orang yang tidak kenal kata menyerah seraya berhenti melakukan amalan yang semestinya ia lakukan, ia akan selalu melaksanakan amalan kebaikan dengan tertata rapi dan terorgainisir, berkesinambungan dalam amalan tersebut meskipun itu hanya amalan kecil. Tetapi selama itu selalu dibarengi dengan niat ibadah dan ikhlas karena Allah, maka akan amalan kecil tersebut akan tetap mendapatkan pahala dari Allah. Betapa banyak amalan kecil, niat ikhlas menjadikannya amalan besar. Sebaliknya betapa banyak amalan besar, niat yang salah menjadikan amalan tersebut kmenjadi kecil
d. Indhibath (disiplin)
Harus senantiasa tetap kokoh disiplin dan mengacu kepada ketentuan hukum syara’ yamg ada di dalam al-quran an sunnah. Tidak pernah keluar dari kedisiplinan tersebut Sebagaimana Allah menyebutkan :
إِنَّ هَـٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
QS. al-Isra' (17) : 9
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Artinya: “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?”
QS. al-Mulk (67) : 14
e. Ikhlas
Inilah standar dimana setiap aktivitas amalan yang dilakukan seorang muslim diterima oleh Allah dan diberi ganjaran sesuai niat yang ia tanamkan. Ketika label ikhlas ini terlepas dari rangkaian amalan maka aktivitas amalan tersebut tidak akan diberi ganjaran pahala oleh Allah bahkan bisa ditolak jika amalan tersebut dilakukan karena selain Allah.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” QS. al-Bayyinah (98) : 5
f. Berakhlaq jujur, sabar, amanah, adil
Karena seorang Aktivis adalah da’I yang yang menjadi panutan bagi semua orang yang melihatnya, karena dia adalah pionir islam yang menampilkan jati diri keislamannya.
Dia selalu benar dalam beragama, dalam perkataannya dan dalam setiap amalannya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” QS. at-Taubah (9) : 119
Sabar dala menghadapi segala tantangan dan cobaan. Karena orang yang sabarlah yang akan berhasil mencapai semua cita-citanya. Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Artinya: ”Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” QS. as-Sajdah (32) : 24
وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا
Artinya: ”Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” QS. al-Muzzammil (73) : 10
8يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. al-Mai'dah (5) : 8
g. Memiliki obsesi, visi dan cita-cita untuk maju
Mereka adalah orang yang memiliki nilai-nilai perjuangan dan selalu maju untuk membawa estafeta perjuangan itu. Sehingga dia menjadi orang yang dipilih untuk mengemban tugas berat ini. Allah berfirman:
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Artinya: ”Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” QS. Fathir (35) : 32
h. Amar ma’ruf dan nahi mungkar dan Memelihara diri dari batasan yang ditetapkan Allah
Karena tugas ini adalah tuas agung yang menjadikan umat islam tetap memilki label khairu ummah. Jika tidak dilakukan, maka label khairu ummah akan hilang dari umat islam sebagaimana hal itu telah hilang dari orang-orang yahudi
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: ” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” QS. Ali Imran (3) : 104
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: ” Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” QS. Ali Imran (3) : 110
الآمرون بالمعروف والناهون عن المنكر والحافظون لحدود الله
4. Menggapai spiritual
Kita hanya membutuhkan komitmen yang kuat untuk mencapi nilai spiritual pada diri kita. Karena amalan yang harus kita lakukan adalah amalan yang selalu kita lakukan. Hanya saja butuh keseriusan dan kesungguhan serta komitmen.
a. Komitmen dengan ibadah fardhu
Allah berfirman: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)
عن أبي هريرة – رضي الله عنه – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم - إن الله تعالى قال : من عادي لي وليا فقد آذنته بالحرب ، وما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضت عليه ، و لا يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه ، فإذا أحببته كنت سمعه الذي سمع به و بصره الذي يبصر به ، و يده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها و لئن سألني لأعطينه ، و لئن استعاذني لأعيذنه -رواه البخاري
Artimya: “dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dia berkata, “Telah bersabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , “Sesungguhnya Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, “Barang siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada bentuk taqarrub seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai dibanding (mengerjakan) apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan terus menerus seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintai nya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya, menjadi tangannya yang dia gunakan memukul, serta menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku maka Aku pasti memberinya, dan jika dia minta tolong kepada-Ku niscaya Aku pasti menolongnya.” (HR al-Bukhari)
1. Shalat berjamaah selalu.
Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat.” (HR Muttafaq 'alaihi)
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah Saw bersabda "Barang siapa shalat Isya' dengan berjamaah, maka ia seperti mendirikan shalat selama setengah malam, barangsiapa shalat Subuh berjamaah, maka ia seperti mendirikan shalat semalam suntuk" (H.R. Muslim )
2. Shubuh selalu menjadi perhatian khusus.
Dari Abu Hurairah Rasulullahbersabda:
ِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّار
ِ
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651)
3. Zakat, puasa, haji bila mampu,
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)
Di dalam sebuah hadits disebutkan beberpa amalan sebagai pondasi islam.
عن ابن عمر رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول (بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان) متفق عليه
Dari Ibnu Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan." (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
b. Selalu melaksanakan ibadah nawafil (sunnah)
Selalu melaksanakan shalat sunnat fajar, shalat rawatib, halat dhuha
...و لا يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه ، فإذا أحببته كنت سمعه الذي سمع به و بصره الذي يبصر به ، و يده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها و لئن سألني لأعطينه ،ولئن استعاذني لأعيذنه رواه البخاري
روى الشيخان عن أبى هريرة رضى الله عنه قال أوصانى خليلى صلى الله عليه وسلم بثلاث صيام ثلاثة أيام من كل شهر وركعتى الضحى وأن أوتر قبل أن أنام
Artinya : Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., beliau berkata : Kekasihku s.a.w. memberiku wasiat dengan tiga hal; 1. Puasa selama tiga hari dalam setiap bulan. 2. Dua raka`at Shalat Dhuha. 3. Berwitir sebelum tidur.
روى أبو داود أنه صلى الله عليه وسلم صلى سُبحة الضحى ثمانى ركعات وسلم من كل ركعتين
Abu Daud meriwayatkan bahwa Rasulullah mengerjakan Shalalt Dhuha sebanyak delapan raka`at dan setiap dua raka`at beliau ber-salam.
Puasa pada siang hari yang panas
عن أبي سعيد -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: ما من عبد يصوم يومًا في سبيل الله إلا باعد الله بذلك اليوم عن وجهه النار سبعين خريفًا متفق عليه، واللفظ لمسلم
Dalam sebauh hadits disebutkan bahwa rasulullah bersabda kepada Abu Dzar :
لو أردت سفراً أعددت له عدة؟ قال: نعم، قال: فكيف بسفر طريق القيامة؟ ألا أنبئك بما ينفعك ذلك اليوم؟ قال: بلى بأبي أنت وأمي يا رسول الله، قال: - صم يومًا شديد الحر ليوم النشور. - وصلِّ ركعتين في ظلمة الليل لوحشة القبور.- وحج حجة لعظائم الأمور
c. Cinta qiyamullail
Allah befirman:
يا أيها المزمل قم الليل الا قليلاً، نصفه أو انقص منه قليلاً، أو زد عليه، ورتل القرآن ترتيلا
Dalam surat al-Muzammil terlihat sekali bagaimana Alllah memperhatikan sekali Spiritual kaum muslimin dengan mewajibkan qiyamullail pada awal dakwah islam. Qiyam semalaman dengan sedikit istirahat, atau qiyam setengah malam, atau dua pertiga malam, ataupun sepertiga malam. Demikian kewajiban ini terus berlangsung hingga turun ayat terakhir dalam surat al-Muzammil tersebut menasikhkan kewajiban ini, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sayyidah Aisyah tentang hal tersebut.
Beratnya tantangan terhadap dakwah selalu ada sampai zaman sekarang. Ini menuntut setiap aktivis untuk selalu membekali dirinya dengan spiritual yang stabil sehingga berbagai macam tantangan yang dikhawatirkan akan dapat dilalui dengan kesabaran dan ketegaran, setiap amalan akan terlaksana dengan tanpa kejenuhan dan kesulitan. Sehingga menjadiikan para aktivis tetap eksis dan prima selalu dalam setiap aktivitasnya. Tidak berguguran dalam aktivitas kebaikan yang sedang dilakukan.
اقم الصلاة لدلوك الشمس الى غسق الليل، وقرآن الفجر، ان قرآن الفجر كان مشهوداً. ومن الليل فتهجد به نافلة لك عسى ان يبعثك ربك مقاماً محمودا
ان المتقين في جنات وعيون. آخذين ما آتاهم ربهم انهم كانوا قبل ذلك محسنين. كانوا قليلاً من الليل ما يهجعون. وبالاسحار هم يستغفرون
d. Membaca alquran plus tadabburan ayatnya
Dari sayyidah Aisyah Berkata, Rasulullah saw. Bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Artinya: “Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur’an, sementara ada kesulitan (dalam membacanya), maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
e. Memperbanyak zikir dalam setiap gerak
Allah berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” QS. al-Baqarah (2) : 152
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".QS. Thaha (20) : 124
عن ابي عبد الله قال رسول الله من اكثر من ذكر الله عز وجل احبه الله، ومن ذكر الله كثيراً كتبت له براءتان، براءة من النار، وبراءة من النفاق
قال الله عز وجل : (يراؤون الناس، ولا يذكرون اللّه الا قليلا
وفي حديث عن الصادق الذاكر للّه عز وجل في الغافلين، كالمقاتل في المحاربين
f. Senatiasa bertaubat dan melakukan istighfar
Allah Berfirman:
قُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
…وتوبوا إلى الله جميعاً أيها المؤمنون لعلكم تفلحون
Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” QS. an-Nur (24) : 31
g. Memperkuat ibadah qalbi
Merasakan muraqabatullah, takut kepada Allah.
من خاف الله تعالى خافه كل شيء ومن خاف غير الله خوفه الله من كل شيء
Mencintai Allah, Allah berfirman:
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” QS. at-Taubah (9) : 24
Mencintai rasul
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. al-Ahzab (33) : 21
1. Mencintai para sahabat
الرسول صلي الله علية وسلم " اصخابي كالنجوم بايهم اقتديتم اهتديتم
h. Bersedekah
Allah Berfirman:
لَن تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ومَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [سورة آل عمران: 92]؟ وقال تعالى: {ومَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلأَنفُسِكُمْ} [سورة البقرة: من الآية 272]، وقال تعالى: {ومَـا تُـنـفِـقـُـوا مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إلَيْكُمْ وأَنتُمْ لا تُظْلَمُونَ} [سورة الأنفال: من الآية 60]
إنَّـمَـا المُـؤْمِـنُـونَ الَـذِيـنَ آمَـنُـوا بِاللَّهِ ورَسُـولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ} [سورة الحجرات: 15
5. Penyebab dan indikasi lemahnya spiritual
a. Keringnya hubungan dengan Allah, hati keras, meski tampilan wajah kelihatan lembut.
b. Lemahnya ikatan ukhuwah dan hilangnya solidaritas kesetiakawanan.
c. Kebiasaan tidak disiplin
d. Tidak bisa khusyuk sholat dan beribadah lainnya, karena hati sibukdengan dunia.
e. Tidak bisa menerima nasehat dan kritikan orang lain.
f. Tidak bisa menerima perbedaan pendapat dan idak bisa mengakui kesalahan.
g. Meninggalkan kataatan dan sibuk dengan dunia
h. Menganggap enteng dan tidak sungguh-sungguh dalam beramal
i. Ujub dan takabbur serta tidak mau menerima kebenaran dan pendapat orang lain atau jamaah lain selain pendapat jamaahnya.
C. Penutup
Sangat besar peranan dan pengaruh spiriyual dalam pembinaan, perbaikan dan pembaharuan ummat denan spiritual ini akan tersingkap makna dan hakikat. Terbukalah rahasia-rahasia yang hanya dapat di tangkap oleh orang yang cerdas dan bertakwa. Tidak ada satu batu karangpun yang menghadang kecuali dapat ditembus. Jangankan untuk menguasai Roma, semua dunia akan dapat ditaklukkan. Gunungpun akan dipindahkan jika itu adalah sebuah kemestian.
قال صلى الله عليه وسلم:" إن الله زوى لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها " الحديث ... رواه مسلم وابن ماجه
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memperlihatkan kepadaku bumi ini, maka akupun melihat timur dan barat bumi tersebut. Dan sesungguhnya umatku, akan sampai kerajaan mereka kepada bumi yang aku lihat.(H.R. Muslim dan Ibnu Majah)
Bangkitlah. Masa depan itu milik islam. Berssabarlah menuju kebangkitan. Karena kemenangan itu sangat mahal dan butuh pengorbanan harta bahkan jiwa.
Wallahu A’lam
Dari berbagai sumber
1. Fiqh al-Harakah fi al-Mujtama’, oleh Ustadz Jamal Madhy. Cetakan 2004. Penerbit Dar al-Da’wah dan Dar al-Madain Alexandria –Mesir
2. Ushul al-Amal al-Khairy fi al-Islam, oleh Imam Yusuf al-Qaradhawy. Cetakan ke 2 tahun 2007. Penerbit dar al-Syuruq Cairo-Mesir
3. Qawaib al-Najah fi hayati al-Du’ah, oleh Ustadz Fathy Yakan. Cetakan 2007. Penerbit Muassasah al-Risalah Beirut–LIbanon
4. Al-Thariq ila al-Rabbaniyah, oleh Dr. Majdy al-Hilaly. Cetakan 2009. Penerbit Dar al-Andalus al-Jadidah Cairo –Mesir
5. Al-Mutasaqithun ‘ala Thariq al-Da’wah’, oleh Ustadz Fathy Yakan. Cetakan 2001. Penerbit Muassasah al-Risalah Beirut–LIbanon
6. Shuwar marfudhah ihdzarha akhy al-Da’iyah, oleh Dr. Majdy al-Hilaly. Cetakan 2007. Penerbit Dar al-Andalus al-Jadidah Cairo –Mesir
7. Kekuatn Akhlak Sang Da’i, oleh Ustadz Salman Fahd al-‘Audah. Diterjemahkan oleh H. Harjani Hefni, MA. Cetakan 2005. Penerbit Pustaka Nawaitu Jakarta–Indonesia
8. Fi Zhilal al-Quran, oleh Ustadz Sayyid Quthub. Cetakan ke 33 tahun 2004. Penerbit dar al-Syuruq Cairo-Mesir
Catatan
1 Tulisan ini disampaikan pada acara Pelatihan Leadership pada hari Jumat, 12 Maret 2010 M di Maqar DPD PPMI Zagazig-Egypt
2 Penulis adalah Mahasiswa Program S-2 Pasca Serjana Universitas Al-Azhar Cairo 2009/2010
3 Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi 3 Cetakan 2005 dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Penerbit Balai Pustaka. (Diambil dari KBBI offline di http://steven.blogs.masterweb.net/2009/05/21/kbbi-versi-stardict/)
Tidak ada komentar