Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

Mossad Kali ini Hantam Kedaulatan Dubai

Oleh: Areeb Rantawi

Al-Dostor Jordania

Pada awalnya, kematian Mahmud al-Mabhuh pada 20 Januari lalu diyakini karena penyakit mendadak sebelum akhirnya terungkap karena dibunuh.

Sang syahid, sesuai sumber informasi keluarga dan Hamas, pendiri Batalion Izzuddin Al-Qassam, perencana penawanan dua serdadu Israel di awal Intifadhah I, Insinyur dan pelaku sejumlah operasi syahid yang menewaskan sejumlah warga Israel dan pemilik rumah pertama kali yang dihancukan Israel sebagai politik sanksi massal.

Lebih penting dari itu, sumber yang sama, korban sudah berkali-kali mengalami aksi percobaan pembunuhan di Gaza, kemudian setelah diasingkan ke Beirut, dan beberapa bulan lalu yang dicoba diracun sampai ia tidak sadar selama 36 jam. Akhirnya al-Mabhuh harus mengakhiri hidupnya di ujung sengatan listrik dan seutas kain.

Informasi pembunuhan Israel terhadap kader Hamas di Dubai tidak membuat kita kaget. Tidak ada negara Arab yang belum diacak-acak kedaulatannya oleh Israel, baik terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Pembunuhan dengan sidik jari pelaku Mossad di era Meir Dogan tidaklah mengagetkan kita. Sebab banyak pengamat, Meir berhasil mengembalikan Mossad menjadi disegani setelah kehilangan wibawanya. Para pengamat menilai ia layak menjadi kepala Mossad sebab terkenal dijuluki "pemenggal kepala" Palestina dan Libanon atau julukan "lelaki yang dilahirkan dengan pisau tajam di mulutnya".

Dalam sejarah perang rahasia antara Palestina dan Israel, Mossad selalu mengusir warga Palestina manapun yang pernah merencanakan atau mengeksekusi operasi syahid mentargetkan warga Israel. Dan hampir semua targetnya adalah kelompok pejuang perlawan Palestina.

Terkadang kita dengar pembunuhan di Athena, Ankara, atau Roma dimana tergetnya adalah kader faksi perlawanan. Ketika diteliti, targetnya selalu mereka yang terlibat dalam operasi militer dan keamanan di Palestina 48 atau wilayah yang dikuasai Israel. Inilah yang kelihatannya terjadi dengan Mahmud al-Mabhuh di Dubai, ibukota Uni Emirat Arab, kota Ekonomi Arab.

Kadang aksi Mossad itu terungkap, terkadang tidak sama sekali sampai bertahun-tahun. Namun kejahatan di Dubai kali ini bisa disimpulkan dalam tiga hal berikut:

1. Tidak ada tempat aman dan hidup "secara biasa" bagi para pejuang dan mujahidin. Tak ada benteng bagai siapapun dari mereka, tidak benteng bagi ibukota manapun di negara-negara Arab atau bahkan selain negara Arab. Israel adalah negara bebas dan di luar hukum. Karenanya, mereka harus selalu waspada dan siap dalam saat berada di negeri mereka atau di negeri orang.

2. Meski waktu kini tidak begitu berpihak kepada Israel, namun mereka tetap harus dicurigai. Namun kita saat ini hidup pada era Taurat yang akan memburu seluruh "pembunuh warga Israel". Apalagi Mossad saat ini di era Meir Dogan yang telah menimbulkan banyak kerugian di pihak perlawanan Palestina dan Libanon, juga Iran, Suriah dan Sudan.

3. Israel tidak pernah menganggap kita berbobot sebagai bangsa Arab, termasuk yang membangun normalisasi hubungan dengan mereka. Israel tidak pernah mengirim niat baik. Uni Emirat Arab yang baru menggelar konferensi ekonomi Arab yang juga membahas hubungan ekonomi dengan Israel ternyata tidak membuat segan "assassin Israel" untuk membunuh pejuang Palestina. (bn-bsyr)

Tidak ada komentar

Leave a Reply