Muslim Style

Tips & Trik

Analisana

Palestina

Beritana

Fiqhuna

Tarikhuna

Haditsuna

Aqidatuna

Random Post

Test Footer

Culture

Media Massa Protes Blokade Informasi yang Dilakukan Militer Israel

Angkatan Laut Israel sengaja memutus semua jalur komunikasi, mulai dari jaringan telepon dan internet, untuk mencegah informasi tentang serangan mematikan tentara Zionis ke rombongan kemanusiaan Freedom Flotilla terekspos ke seluruh dunia. Blokade akses komunikasi oleh militer Israel, terutama akses ke para aktivis dalam rombongan kemanusiaan itu, menuai aksi protes dari kalangan media massa.

Kantor-kantor berita dari Qatar dan Malaysia mendesak pihak berwenang di Israel agar memulihkan jalur komunikasi agar mereka bisa menyiarkan laporan tentang serangan yang menewaskan 20 orang itu. Kantor berita yang beroperasi di Malaysia, Astro Awani misalnya, mendesak pemerintah Israel agar memberikan informasi tentang nasib dua reporternya yang berada dalam kapal Mavi Marmara yang diserbu oleh pasukan komando Israel, Senin (31/5) Subuh. Stasiun televisi Al-Jazeera yang berbasis di Qatar juga mendesak agar Israel melindungi para pekerja media termasuk tiga reporter Al-Jazeera yang berada dalam rombongan "Freedom Flotilla."

Hampir seluruh media yang mengirimkan wartawannya, termasuk dari Indonesia, kehilangan kontak sejak aksi brutal Israel ke kapal Mavi Marmara. Sejauh ini, sejumlah media meyakini bahwa reporter mereka selamat dan sekarang berada dalam tawanan Israel. Beberapa rekaman liputan media yang berhasil lolos dari "blokade" Israel membuktikan kebohongan Israel yang mengklaim bahwa para aktivis di kapal kemanusiaan merebut senjata tentara Israel pada saat tentara-tentara Zionis itu menyerbu kapal. Rekaman liputan media menunjukkan bahwa pasukan Zionis yang menyerang dan memprovokasi para aktivis.

Selain memblokade informasi dari para wartawan yang berada di atas kapal kemanusiaan, Israel kini juga sedang berusaha membentuk opnini publik lewat pernyataan juru bicara pemerintah dan perusahaan publik relation yang disewa oleh pemerintah Zionis untuk memanipulasi informasi seputar serangan brutalnya ke rombongan kemanusiaan "Freedom Flotilla".

Lewat corong jubir dan perusahaan kehumasan itu, Israel berusaha menarik simpati publik dengan mengatakan bahwa mereka mengizinkan kapal para aktivis yang membawa bantuan buat Gaza itu masuk asalkan melalui jalur yang sudah ditentukan. Padahal faktanya, sejak awal Israel sudah berusahan memblokade semua informasi tentang misi kemanusiaan itu. Israel juga melarang beberapa barang yang dibawa misi bantuan itu, karena dianggap bisa menimbulkan "ancaman keamanan" buat Israel, seperti crayon, pensil, peralatan kesehatan dan bahan-bahan bangunan. (imemc)

eramuslim

Tidak ada komentar

Leave a Reply